Dua perempuan ibu dan anak, yang tinggal serumah, kompak dalam hal dugaan selingkuh. Ny Misyarwati, 50, dan Ny Siti Aisah, 30, menginapkan dua pria yang bukan suami ke rumahnya. Akibatnya, dua wanita itu bersama pacar masing-masing digerebek massa warga RT 1 RW 1 Kebonsari Wetan, Kanigaran, Kota Probolinggo, Jumat (30/7) dini hari.
Pacar Siti Aisah, Nurhayadi, 47, warga Pajurangan, Gending, Kabupaten Probolinggo, sempat dihajar massa sehingga wajahnya bengkak dan berdarah. Khawatir amuk massa berlanjut, beberapa tokoh mayarakat pun langsung mengamankan para pasangan selingkuh itu ke balai RW 01.
Informasi yang diperoleh Surya, Nurhayadi dan Siti sama-sama mengajar di SDN Jrebeng Lor V, Kota Probolinggo, dan masing-masing punya keluarga. Siti dalam proses cerai dengan suami, sedangkan Nurhayadi memiliki istri sah. Adapun Misyarwati adalah janda dan pacarnya, Sudjono, 54, warga Jati, Mayangan, Kota Probolinggo, pun berstatus duda.
Penggerebekan berlangsung di rumah Misyarwati, di Jl KH Achmad Dahlan, Kebonsari Wetan. Massa datang dipimpin Serma Aspuri, ketua RW setempat yang juga anggota Kodim 0825 Probolinggo, didampingi Sumardi, ketua RT setempat.
“Warga yang masuk rumah, saya di luar mengamankan agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan,” jelas Aspuri, Jumat (30/7).
Menurut dia, kedatangan ketua RT dan ketua RW bersama beberapa warga ke rumah Misyarwati, Jumat (30/7) sekitar pukul 24.10 WIB, sebenarnya bukan untuk menggerebek melainkan mengingatkan pemilik rumah bahwa perbuatan mereka melanggar norma-norma kesopanan dan hukum, serta moral.
“Sudah empat kali mereka diingatkan oleh ketua RT tapi mereka tidak mengindahkan,” tegas ketua RW tersebut, yang dibenarkan oleh Lurah Kebonsari Wetan, M Rafii.
Dalam penggerebekan tersebut, puluhan warga menemukan Misyarwati dan pasangannya, Sudjono, dalam rumah. Setelah itu, anak Misyarwati, Siti Aisah, ditemukan dalam kamar bersama pasangan selingkuhnya, Nurhayadi.
Mengenai kabar bahwa Nurhayadi sempat dihajar massa, Aspuri membantah. Menurutnya, wajah Nurhayadi nyonyor bukan akibat dibogem massa, melainkan jatuh karena didorong warga dari belakang. Aksi itu dilakukan setelah warga merasa tersinggung dengan perkataan Nurhayadi.
“Warga marah karena saat ditangkap Nurhadi malah mau pulang begitu saja. Dia bukan dipukul tapi didorong dari belakang oleh warga sehingga Nurharadi jatuh dan wajahnya mengenai tembok,” ujar Aspuri.
Setelah terjadi keributan, dua pasangan selingkuh tersebut akhirnya dievakuasi ke Balai RW. Seusai dimintai keterangan, Misyarwati dan Sudjono diizinkan pulang setelah menandatangani surat pernyataan sangup menikah.
Sanggup Menikah
“Mereka dalam waktu dekat akan kawin resmi. Tidak masalah, karena Misyarwati berstatus janda dan Sudjono duda. Mereka tidak punya halangan untuk melakukan perkawinan,” jelas M Rafii, Lurah Kebonsari Wetan, saat ditemui seusai rapat paripurna DPRD Kota Probolinggo. Jumat (30/7) siang.
Adapun Siti Aisah dan Nurhayadi, Jumat dini hari itu digelandang ke Mapolresta Probolinggo, kemudian diamankan di sana. Pasalnya, masing-masing masih memiliki pasangan hidup yang sah, alias masih terikat perkawinan.
Kasat Reskrim Polresta Probolinggo, AKP Agus I Supriyanto, saat dimintai konfirmasi wartawan mengaku pihaknya masih menangani kasus dugaan selingkuh yang terjadi di Kelurahan Kebonsari Wetan tersebut. Mengenai tindak lanjut penanganan, polisi masih menunggu laporan dari pihak yang dirugikan.
“Tinggal menunggu laporan dari pihak korban yang merasa dirugikan dalam masalah ini,” katanya melalui ponsel.
Secara terpisah, Wali Kota Probolinggo HM Buchori mengatakan, akan memberikan sanksi tegas kepada Siti Aisah dan Nurhayadi –dua orang guru– yang diduga berbuat amoral. Seharusnya guru tidak berbuat begitu, dan mesti memberi contoh baik, terutama kepada para murid.
“Besok inspektorat saya perintahkan untuk menangani masalah ini,” tegas Buchori, seusai salat Jumat di Masjid Pemkot, Jumat (30/7) siang.