SUNGGUH kasihan nasib Indri, 20, buruh garmen dari Semarang ini. Sebagai tenaga kerja wanita, akhirnya dia malah menjadi korban “tenaga kuda” atasannya. Paling tragis, setelah Indri kenyang diambil nikmat, bahkan sampai hamil 7 bulan, enak saja bos Hadi, 47, memecatnya.
Di mana saja perempuan cantik memang banyak godaan. Maka meski kecantikan itu sendiri sebuah karunia Illahi, jika tak mampu menjaganya, akan menjadi petaka bagi pemiliknya. Perempuan jelek bisa jalan bebas tanpa godaan, perempuan cantik di mana-mana ketemu sambang dalan (gangguan). Mending jika sekedar disuat-suit, banyak pula yang dicolak-colek bahkan sampai usaha perkosaan.
Gadis Indri termasuk wanita yang celaka akibat kecantikannya. Awalnya sih dia sangat bergembira, karena kecantikannya pula dia bisa diterima dengan mudah di perusahaan garmen. Eh nggak tahunya, ada udang di balik batu. Juragan Hadi dengan cepat menerimanya bekerja, karena dia ada target syahwat di belakangnya. Maksudnya, selain sebagai tenaga kerja, Indri hendak pula dijadikan pelampiasan “tenaga kuda”.
Indri memang gadis yatim piatu. Dalam usia masih anak-anak dia harus ditinggal mati kedua orangtuanya. Karenanya dia kemudian diasuh oleh kakaknya di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Dia disekolahkan dari SD hingga tamat SMA. Sayangnya, karena modal cekak sang kakak tak mampu membiayai hingga perguruan tinggi. Jika sudah begini, mana lagi tujuannya jika tak masuk Fakultas Pabrik di kotanya.
Kebetulan di dekat rumahnya terdapat pabrik garmen. Iseng-iseng Indri melamar ke sana. Rupanya Hadi selaku juragan sangat tertarik pada penampilan gadis itu, sehingga tanpa melalui tes bertele-tele dia langsung diterima bekerja. Pekerjannya tiap hari hanya jahit menjahit, melayani pesanan bikin baju dan jaket berbagai instansi dan lembaga.
Sesuai dengan target semula, Hadi diam-diam mencoba mendekati Indri. Tanpa tujuan yang jelas dia suka dipanggil khusus ke ruang kerjanya. Eh tak tahunya, di sana Indri dirayu-rayu agar mau disetubuhi. Katanya, nanti dia akan diambil sebagai istri definitip dengan segala fasilitasnya. “Sekali kamu kunikahi, kamu takkan kusia-siakan. Aku kan bukan bupati Aceng Fikri….,” begitu kira-kira kiat Hadi meyakinkan Indri.
Sekali dua kali Indri masih menolak. Tapi lantaran juragan Hadi terus gencar merayu, akhirnya gadis itu bertekuk lutut dan berbuka paha juga. Inilah kali pertama juragan garmen itu “mbelah duren” jatohan, yang harum bahunya dan tebel-tebel dagingnya. Sampai capek Indri diklamuti bak duren sungguhan.
Sejak itu Indri sudah menjadi “menu” rutin juragan Hadi. Entah berapa kali dia digauli, tahu-tahu buruh garmen itu hamil 7 bulan. Seperti lazimnya korban penjahat kelamin, Indri juga minta pertanggungan jawab Hadi. Sayangnya bos garmen itu ingkar janji. Bukannya membawa gadis itu ke KUA dan didaftarkan sebagai calon mempelai, bahkan diberi surat pemecatan dengan alasan bisa merusak citra perusahaan.
Atas kesewenang-wenangan ini keluarga Indri masih mencoba jalan damai. Jika tetap mentok, Hadi akan dilaporkan ke DPRD Semarang dan Polres. Namun katika dikonfirmasi juragan itu sendiri selaku pihak terkait, dia membantah akan laporan Indri. Katanya, sama sekali dia tak menelantarkan bekas buruhnya. “Dia sudah saya kawin siri, dan selalu saya bantu keuangannya kok,” kilah Hadi.
Bantu keuangan atau goyangan, hayo….!!!
Usai Diambil Nikmat Lalu Dipecat
Rabu, 30 Januari 2013 Diposting oleh admin di 20.08 | Label: cerita dewasaDEMAM Piala Eropa ternyata juga dimanfaatkan para praktisi selingkuh. Ny. Yuliani, 20, dari Pidie (Aceh) ini misalnya, di kala suami asyik nobar Piala Eropa di rumah tetangga, dia malah ngebon “pemain” asing di kamarnya. Dan inilah yang terjadi, bola di TV belum juga goal, di kamar Yuliani kedudukan sudah 1-0.
Untuk meningkatkan mutu dan gengsi sebuah klub bola, ngebon atau transver pemain asing yang terkenal sudah biasa dilakukan. Namun ternyata, bukan saja dunia bola, transver pemain biasa juga dilakukan dalam dunia perselingkuhan. Tak puas dengan kinerja suami dalam urusan ranjang, banyak perempuan yang ngebon “pemain” asing ke dalam ranjangnya. Prestasinya memang cenderung luar biasa. Si pemain sangat lihai menggiring “bola”, sehingga berhasil mencetak gol-gol yang spektakuler.
Yuliani warga Dayah Caleu, Pidie Aceh, rupanya termasuk wanita yang tak puas dengan kinerja suami dalam urusan “bola”. Permainannya sangat monoton. Jarang sekali Umar, 26, bisa melakukan tendangan dua belas pas, dan dia juga tak kenal tendangan plintiran, sehingga cara membawa bola mudah ditebak. Paling bikin Yuliani kesal, jantung sudah kadung deg-degan, ternyata tembakan Umar meleset. “Sayang saudara saudara, pemain dengan nomer punggung sembilan gagal mencetak gol.” kata Sambas Atmadikarta di radio.
Tetapi, meski “main bola” kurang becus, Umar sangat gemar nonton bola, khususnya Piala Dunia dan Piala Eropa. Di kala musiam Piala Eropa sekarang ini, dia juga gemar nobar di rumah tetangga yang punya teve wide screen. Dia tak peduli dengan istri yang kesepian di rumah, dan terus memelototi layar teve sambil teriak-teriak bersama para tetangga.
Namun sesungguhnya Yuliani juga tak sepi-sepi amat. Karena dia berhasil menyulap kendala itu menjadi sebuah peluang. Terus terang saja, semenjak kinerja lakinya kurang memuaskan, diam-diam Yuliani ngebon “pemain” asing dari lain kampung. Di hari-hari biasa mereka kencan di tempat jauh. Tapi sejak ada Piala Eropa, sengaja Yuliani membawa gendakannya ke dalam rumah. “Suamiku nonton bola di rumah tetangga, kita main bola sendiri,” kata Yuliani meyakinkan sang PIL.
Sebenarnya sangat riskan “main bola” di kandang lawan. Tapi karena Yuliani menjamin bahwa semua baik-baik saja adanya, Suhud, 24, memberanikan diri juga, itung-itung uji nyali. Maka menjelang pertandingan Inggris – Itali 25 Juni lalu, Suhud sudah deg-degan menunggu perintah lewat SMS, kapan dia bisa masuk ke arena lapangan kasur.
Nah, sekitar pukul 24.00 Umar pun pamit istri mau nobar di rumah tetangga. Bersamaan dengan perginya suami, Yuliani segera kontak sang PIL untuk segera merapat. Beberapa menit kemudian, istri Umar ini sudah asyik dengan “pemain” trasverannya. Dan ternyata Suhud memang pemain hebat, di TV bola masih stand 0-0, di kamar Yuliani kedudukan sudah 1-0.
Celakanya, usia “pertandingan” Suhud tidak segera kabur, malah ketiduran di sebelah Yuliani. Akibatnya, saat Umar pulang dari nobar jadi memergoki betapa Suhud kelonan dengan Yuliani. Langsung saja dia teriak, sehingga warga berdatangan. Saat diperiksa pengurus RT, Suhud jawabnya muter-muter. Umar yang emosi segera menghajarnya hingga babak belur. Dengan wajah simpang siur barulah PIL istrinya itu diserahkan ke Polres Pidie.
Untung “bola”-nya nggak dijadikan barang bukti.
REBUTAN lelaki membuat wanita suka mata gelap. Lihat saja kelakuan Ny. Kasminah, 40, dari Situbondo (Jatim) ini. Baru mendengar suami “ada main” dengan Ny. Maryati, 35, tetangganya, langsung kalap. Di kala perempuan itu menggendong anaknya, Udin, 7 bulan, langsung dibabat clurit bahunya. Ibu dan anak masuk rumah sakit, sementara Kasminah masuk sel Polsek Mangaran.
Stok lelaki sampai Lebaran dan Tahun Baru kapan pun tak pernah kekurangan. Tapi kenapa kaum wanita suka memperebutkan lelaki? Mbok ya sudah, jika lelaki yang satu diambil orang, ambil lain lagi kenapa? Bila semua wanita saling pengertian begini kan bakal damai di bumi dan damai di langit. Tak perlu lagi dengan tetangga sendiri bacok-bacokan hanya karena urusn lanangan (lelaki).
Tapi nanti dulu! Lelaki kan bukan kambing, maka biar jenggot dan “terpedo”-nya sama, tapi daya tariknya kan beda-beda. Di sini ada cinta, di sini ada kecocokan jiwa. Maka ketika mau direbut orang ya musti dipertahankan. Apa lagi lelaki macam Tambiyo. 45, ini jadi sumber nafkah keluarga sehari-hari, maka Kasminah perlu mempertahankan mati-matian. Orang Jawa kan punya filosofi, “Sadumuk bathuk senyari bumi (urusan wanita atau lelaki dibelai sampai mati)…..!”
Di kampungnya, Tanjungkamal, Kecamatan Mangaran, Situbondo; Tambiyo memang dikenal sebagai lelaki yang suka cengengesan, khususnya bila ketemu wanita cantik barang sedikit. Jika ketemu perempuan yang cocok dengan seleranya, dia suka ngobrol dan berhaha hihi sampai lama, tak peduli itu sangat menyakitkan hati istrinya. Para tetangga seringkali mengingatkan, mbok jaga perasaan istri barang sedikit. Tapi jawab Tambiyo malah ketus, “Nek cemburonan ya tak pegat sisan (kalau cemburuan saya cerai sekalian).”
Alkisah, belakangan ramai digosipkan orang bahwa Tambiyo sedang ngglibeti Ny. Maryati, janda muda beranak satu. Orangnya memang manis, mudah bergaul, entah kalau…. digauli! Warga sering mendapati Tambiyo – Maryati suka ngobrol-ngobrol berdua. Sejak itu para pengamat di kampung menganalisa bahwa Tambiyo sedang “ada main” dengan Maryati. Ketika berita itu mampir ke kuping Kasminah, tentu saja dadanya jadi mengkap-mengkap macam kap mobil.
Kasminah pernah klarifikasi pada suami, tapi dibantah bahwa dia selingkuh dengan janda muda itu. “Memangnya ngobrol sama janda melanggar UU, pasal berapa?” begitu kata Tambiyo. Demikian juga Maryati, ketika ditanya soal ini juga menepiskannya. Katanya malah, meski janda dia tidak gatel-gatel amat. “Kalau saya mau, masih banyak lelaki yang lebih keren dari Tambiyo, Mbak…..!” ledek Maryati yang bikin Kasminah skakmat.
Sejak itu Kasminah – Maryati neng-nengan (tidak tegur sapa). Namun demikian isyu di luar tak juga reda bahwa Maryati – Tambiyo membangun koalisi ranjang. Lantaran hatinya marah tapi tak ada penyaluran, Kasminah jadi kalap. Saat melihat Maryati pulang dari pasar sambil menggendong bayinya, langsung saja disabet clurit kena pundak, cross! Paling tragis, bayi Udin yang tak tahu urusan orangtuanya, nangis njempling-njempling karena kena bacok pula.
Ibu dan anak itupun dilarikan ke RSU Abdulrakhim, Situbondo. Sedangkan Ny. Kasminah, sebelum kabur ditangkap warga ramai-ramai dan diserahkan ke Polsek Mangaran. Dia bersikeras menuduh, suaminya tak sayang lagi pada dirinya karena terpikat pada janda Maryati. “Kalau bapak jadi saya, coba bayangin…..!” kata Kasminah cari simpati.
Ya ogah, lelaki kok suruh jadi wanita, pipisnya jadi kagok.
JIKA talak sudah jatuh dan disahkan oleh Pengadilan Agama, putuslah hak dan kewajiban lelaki pada bekas istrinya. Tapi Nasiri, 50, dari Pidie (Aceh) ini lain. Ny. Cut Zahro, 45, bukan lagi istrinya, dia masih mau minta “jatah”. Warga yang memergoki langsung memandikannya dalam air comberan!
Ketika masih menjadi suami istri, suami bisa minta “jatah” kapan saja dan di mana saja pada istri, kalau perlu sambil minum Coca Cola. Tapi saat talak satu sudah jatuh, yang tadinya halal menjadi haram dilakukan. Apa lagi yang talak tiga, untuk kembali bisa halal, mantan istri tersebut harus dinikah dulu oleh lelaki lain. Setelah diceraikan, baru dia bisa nikahi lagi itu bekas istri sehingga jadi halalan tayiban.
Tapi Nasiri dari Keude Tangse, Pidie, mau gampangnya saja. Mentang-mentang Cut Zahro adalah bekas istri sendiri, dia merasa boleh “mengunjungi” kapan saja dan dari mana saja, karena dia merasa wanita itu masih ladangnya juga. Tapi belum sampai keduanya berbuat, ketahuan warga. Nah, Nasiri yang sempat kabur dikejar dan begitu dapat segera dimandikan di depan kantor polisi.
Entah apa penyebabnya, pasangan bahagia Nasiri – Cut Zahro bercerai 6 bulan lalu, yang sudah disahkan oleh Pengadilan Agama Pidie. Karena dalam kondisi emosi, si lelaki berfikir: buang satu wanita, akan datang 1000 wanita yang siap dinikahinya. Tapi nyatanya, jangankan seribu, satu saja tak ada wanita pengganti yang mau dijadikan istri Nasiri. Maklumlah, dia bukan lelaki tampan, tidak pula kaya. Kendala paling utama, dia juga sudah tergolong tua.
Lantaran tak ada yang datang, Nasiri mencoba mendatangi dan mendekati sejumlah wanita. Tapi sial, tak satupun yang bersedia jadi istri dia. Semua menolak, dengan alasan: “Enaknya nggak seberapa, tapi harus sengsara cari makan sendiri. Ogah ah….!”
Sebagai lelaki normal, seminggu saja puasa wanita sudah kelimpungan, apa lagi ini sampai 6 bulan. Kepala Nasiri pun jadi cekot-cekot. Katanya kalau sudah puasa, nafsu bisa diturunkan dan dikendalikan, tapi kenapa ini malah semakin menggebu? Kenapa ya, sudah menggigit paha ayam goreng saat berbuka, kok masih juga membayangkan ……paha seorang wanita?
Rupanya Nasiri sudah tak mampu lagi mengendalikan gejolak rindu wanitanya. Lantaran tak ada lagi tokoh alternatif, sebelum sahur diam-diam dan tanpa malu-malu dia mengendap-ngendap mendatangi rumah bekas istrinya, yang memang masih tinggal satu desa. Tapi sial, rupanya gerak-gerik Nasiri terpantau oleh para tetangga yang sibuk mempersiapkan sahur. Maka sejumlah orang pun mendobrak rumah Ny. Cut Zahro.
Mungkin karena kasihan, atau dia sendiri juga kepengin, Cut Zahara siap hendak melayani hasrat bekas suami. Tapi belum juga kesampaian, mendadak terdengar pintu digedor-gedor orang. Buyarlah konsentrasinya. Nasiri menyelamatkan diri lompat jendela. Tapi masa terus memburunya. Tanpa makan waktu lama dia berhasil ditangkap dan dibawa ke Polsek Tangse. Sebelum diserahkan petugas, Nasiri diceburkan ke got dan dimandaikan bak kerbau.
Dalam kondisi basah kuyup dan bau, Nasir hanya diperiksa sebentar. Karena belum ada ditemukan bukti mesum, akhirnya dilepaskan dan dipersilakan pulang. Seminggu sekali diwajibkan lapur, untuk memantau apakah dia masih mau mengulangi usaha kejahatannya, atau tidak.
Pulang sono, mumpung waktu imsak belum tiba.
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
-
►
2014
(15)
- ► 11/02 - 11/09 (1)
- ► 10/26 - 11/02 (5)
- ► 08/17 - 08/24 (1)
- ► 07/13 - 07/20 (2)
- ► 07/06 - 07/13 (4)
- ► 06/15 - 06/22 (1)
- ► 01/19 - 01/26 (1)
-
▼
2013
(38)
- ► 08/18 - 08/25 (1)
- ► 07/28 - 08/04 (1)
- ► 06/16 - 06/23 (2)
- ► 06/09 - 06/16 (3)
- ► 06/02 - 06/09 (6)
- ► 05/26 - 06/02 (2)
- ► 05/19 - 05/26 (3)
- ► 03/10 - 03/17 (1)
- ► 03/03 - 03/10 (3)
- ► 02/24 - 03/03 (3)
- ► 02/17 - 02/24 (4)
- ► 02/10 - 02/17 (4)
- ▼ 01/27 - 02/03 (4)
- ► 01/13 - 01/20 (1)
-
►
2012
(44)
- ► 12/23 - 12/30 (1)
- ► 11/18 - 11/25 (2)
- ► 11/11 - 11/18 (3)
- ► 10/21 - 10/28 (2)
- ► 10/14 - 10/21 (5)
- ► 08/26 - 09/02 (1)
- ► 07/29 - 08/05 (2)
- ► 06/03 - 06/10 (2)
- ► 04/15 - 04/22 (6)
- ► 02/19 - 02/26 (4)
- ► 01/29 - 02/05 (6)
- ► 01/15 - 01/22 (3)
- ► 01/08 - 01/15 (7)
-
►
2011
(138)
- ► 10/30 - 11/06 (2)
- ► 10/23 - 10/30 (7)
- ► 10/16 - 10/23 (7)
- ► 10/09 - 10/16 (5)
- ► 09/11 - 09/18 (4)
- ► 09/04 - 09/11 (6)
- ► 08/28 - 09/04 (8)
- ► 08/07 - 08/14 (1)
- ► 07/24 - 07/31 (6)
- ► 07/10 - 07/17 (5)
- ► 06/26 - 07/03 (2)
- ► 06/19 - 06/26 (4)
- ► 06/12 - 06/19 (3)
- ► 06/05 - 06/12 (3)
- ► 05/22 - 05/29 (2)
- ► 05/15 - 05/22 (4)
- ► 05/08 - 05/15 (4)
- ► 05/01 - 05/08 (2)
- ► 04/24 - 05/01 (4)
- ► 04/17 - 04/24 (3)
- ► 04/10 - 04/17 (4)
- ► 04/03 - 04/10 (5)
- ► 03/27 - 04/03 (5)
- ► 03/20 - 03/27 (2)
- ► 03/13 - 03/20 (3)
- ► 03/06 - 03/13 (1)
- ► 02/27 - 03/06 (9)
- ► 02/20 - 02/27 (1)
- ► 02/13 - 02/20 (11)
- ► 02/06 - 02/13 (2)
- ► 01/30 - 02/06 (2)
- ► 01/23 - 01/30 (5)
- ► 01/16 - 01/23 (2)
- ► 01/09 - 01/16 (4)
-
►
2010
(252)
- ► 12/26 - 01/02 (6)
- ► 12/19 - 12/26 (4)
- ► 12/12 - 12/19 (8)
- ► 12/05 - 12/12 (11)
- ► 11/28 - 12/05 (3)
- ► 11/21 - 11/28 (1)
- ► 11/14 - 11/21 (3)
- ► 11/07 - 11/14 (1)
- ► 10/31 - 11/07 (1)
- ► 10/17 - 10/24 (8)
- ► 10/10 - 10/17 (2)
- ► 09/12 - 09/19 (1)
- ► 09/05 - 09/12 (1)
- ► 08/29 - 09/05 (1)
- ► 08/22 - 08/29 (4)
- ► 08/15 - 08/22 (4)
- ► 08/08 - 08/15 (4)
- ► 08/01 - 08/08 (2)
- ► 06/27 - 07/04 (26)
- ► 06/20 - 06/27 (25)
- ► 06/13 - 06/20 (10)
- ► 06/06 - 06/13 (5)
- ► 05/30 - 06/06 (19)
- ► 05/23 - 05/30 (2)
- ► 05/16 - 05/23 (10)
- ► 05/09 - 05/16 (4)
- ► 05/02 - 05/09 (6)
- ► 04/25 - 05/02 (7)
- ► 04/18 - 04/25 (6)
- ► 04/11 - 04/18 (8)
- ► 04/04 - 04/11 (10)
- ► 03/28 - 04/04 (8)
- ► 03/21 - 03/28 (14)
- ► 03/14 - 03/21 (3)
- ► 03/07 - 03/14 (4)
- ► 02/28 - 03/07 (6)
- ► 02/21 - 02/28 (5)
- ► 01/31 - 02/07 (1)
- ► 01/17 - 01/24 (3)
- ► 01/10 - 01/17 (5)
-
►
2009
(40)
- ► 12/20 - 12/27 (2)
- ► 12/13 - 12/20 (1)
- ► 11/29 - 12/06 (2)
- ► 11/22 - 11/29 (6)
- ► 11/15 - 11/22 (9)
- ► 11/08 - 11/15 (8)
- ► 11/01 - 11/08 (2)
- ► 04/12 - 04/19 (1)
- ► 04/05 - 04/12 (1)
- ► 03/08 - 03/15 (3)
- ► 03/01 - 03/08 (1)
- ► 02/08 - 02/15 (3)
- ► 02/01 - 02/08 (1)
-
►
2008
(25)
- ► 08/10 - 08/17 (3)
- ► 07/13 - 07/20 (8)
- ► 07/06 - 07/13 (6)
- ► 06/29 - 07/06 (5)
- ► 06/22 - 06/29 (3)