Tersebutlah seorang Ayam Kampus yang tak hanya ekstra hot, tapi juga intelek. Bermain dengannya, semua kepala anda, atas maupun bawah akan ikut lelah. Karena itu dia sering dipanggil AKHI, Ayam Kampus Hot Intelek.
Suatu hari, dalam sebuah kamar sebuah villa mewah di kawasan XXXXXX. Usai sebuah permainan tanpa doping. Seperti biasa, si AKHI melontarkan pertanyaan yang tak pantas dilontarkan pada lelaki yang pikirannya masih nyangkut dilangit ketujuh akibat terlempar ledakan orgasme.
AKHI: “Oom, kenapa sih sekarang om jadi pendiam? Padahal dulu Oom kan vokal” Sambil bermanja-manja, mengelus bulu dada pasiennya, seorang O‘num DPRD Yang Doyan Jajan (ODYDJ). Tua, tapi tak terlalu buncit karena rajin fitness.
ODYDJ: “Maksud kamu bagaimana, sayang?” Sambil terlentang dan mengatur nafas. Dahinya masih penuh keringat.
AKHI: “Teman-teman Oom membuat kebijakan aneh yang menyengsarakan rakyat, sisanya sibuk korupsi terang-terangan dan secara berjama’ah pula. Tapi Oom yang jujur, ganteng dan seksi kok tetap diam saja?”
ODYDJ memaksa otaknya berputar. Menghela nafas dan berkata “Saya sebenarnya tak setuju, sebenarnya hati nurani saya ini selalu berteriak pedih, Dik.”
AKHI: “Bahkan hanya untuk sekedar bersuara? Sebelum menjabat, dulu Oom dikenal jujur, vokal dan seksi sekali, kenapa sekarang diam? Bukannya ngurusi rakyat, bapak malah lebih sibuk dengan hal-hal tak penting. Sekarang malah main sama saya” Sambil memainkan burung sang o’num yang terkulai.
ODYDJ: “Saya sekarang sudah tua… saya ingin hidup tenang…” sambil menghentikan tangan si AKHI, burungnya masih terlalu sensitif.
AKHI: “Maksud om gimana?”
ODYDJ: “Sayang, kamu tahu berapa gaji saya? Setiap bulan saya dapat puluhan juta. Gaji buta. Itu masih ditambah berbagai tunjangan, uang-uang rapat, sogokan dan lain-lain. Sangat amat bodoh sekali bila saya pertaruhkan semua itu dengan menentang arus! Bersuara menentang pembeli kebijakan, melawan mayoritas, atau tak sesuai dengan selera partai bisa membuat saya dipecat dan kehilangan semuanya. Kenyamanan hidup saya nanti bagaimana? Anak dan istri-istri dan simpanan saya juga pasti akan ikut menderita karena itu.”
AKHI: “Tapi kan Oom ini wakil rakyat?”
ODYDJ: “Dik, saya ini tak akan terpilih lagi, saya juga sudah tua, sebentar lagi pensiun. Biarkanlah saya pensiun dengan damai. Kamu ingin saya kehilangan pensiun dan menjalani masa tua penuh derita? Biarlah nanti pengganti saya yang bekerja dengan lebih baik”
AKHI: “Oom gak nyambung deh, maksud saya gini, rakyat kan sudah memilih anda untuk mewakili mereka, untuk jadi wakil atas kepentingan mereka. Oom juga digaji dengan uang negara, yang asalnya dari pajak. Pajak yang sebagian diambil dari rakyat yang Oom wakili itu. Masa sih Oom tega menghianati mereka? Itu kan dosa sangat besar Oom? Oom tidak takut hukum karma?”
ODYDJ: “Adik manisku yang seksiii” sambil mencolek pipi AKHI, “Oom jujur nih, oom emang bejat. Tapi nyatanya Oom bisa jadi wakil rakyat kan? Yang salah bukan Oom dong. Emang rakyat yang bodoh, kenapa milih wakil seperti Oom. Dan mereka juga diam saja kok, tak ada yang komplain. Paling ada sedikit mahasiswa bodoh sok idealis yang ribut demo, tinggal sumpel pake duit, selesai. Intinya kesalahan bukan cuma pada Oom, tapi kesalahan rakyat yang bodoh, Oom cuma korban” Menghela nafas. “Dan soal karma, Oom ini pemeluk agama Islam yang taat.. Oom sedikitpun tidak percaya dengan karma, tak ada itu. Dan ketahuilah dik, Allah itu Maha Pengampun” sambil mengelus jenggotnya. “Kamu tahu? Om sebenarnya sering menyumbang, bahkan membangun banyak sekali rumah ibadah yang megah, sekolah-sekolah bertema agama, dan berbagai kegiatan keagamaan. Allah tidak buta dik. Sebagian uang itu Om gunakan untuk berjuang di jalan Allah kok. Lagi pula, Oom setiap tahun selalu berangkat haji. Pokoknya lebih banyak pahala. Kira-kira seperti itu, mengerti?”
AKHI: “Ooh, jadi dosanya kehapus ya Oom, karena timbangannya lebih berat pahala?”
ODYDJ: “InsyaAllah”
AKHI: “Oom, lalu gimana dengan perda-perda agama yang memecah belah itu? Dulu Oom paling vokal masalah kebangsaan, kok sekarang malah ikut memecah belah bangsa dengan perda semacam itu?”
ODYDJ: “Dik, kamu tuh ya… oom ini cape abis kamu keluarin abis-abisan, kok ditanya-tanya terus sih?”
AKHI: “Kalo ga dijawab burungnya saya gigit lho…”
ODYDJ: “Hahaha, jangan dong. Gini deh, saya jawab, tapi kamu emut-emut yaa”
AKHI yang memang ekstra hot langsung mulai mengemut.
ODYDJ: “Dik, jangan menutup mata. Mmmh” otak ODYDJ mulai kekurangan darah, sebagian aliran mulai mengalir ke arah kepala yang lain. “Sebagian rakyat juga ada yang ingin…. aaahh… enak sayang.” OODYDJ semakin sulit berpikir. “Se… sebagian rakyat…. juga ingin bangsa ini terpecah-belah. Banyak yang ingin mendirikan negara agama sendiri-sendiri. … ooh… Jadi sekarang, anggaplah saya ini mewakili merekaaargh.”
Tak terdengar kata-kata lagi, hanya desahan, kadang tawa kecil AKHI yang penuh nafsu.
Paginya sebuah email berubah menjadi gelombang, melesat melalui udara. Kemudian berubah jadi cahaya dan menjalar penuh nafsu dalam kabel serat kaca milik XL, perusahaan yang konon seluruh sahamnya dimiliki Malaysia. Mendadak berubah lagi kedalam gelombang GPRS… Dan langsung menghujam pada sebuah ponsel busuk seorang blogger terlaknat. Sebaris kata-kata terbaca: “Nyet, ini cerita asik dari pasien gw kemaren, gw attach.”
0 komentar:
Posting Komentar