Tanggal xx November 2008, saat itu hari Sabtu, dan kuliah libur. Siang hari, cowok ku telepon aku untuk ajak jalan-jalan di Cihampelas, Bandung. Aku ingat, saat itu sangat panas, matahari menyala terus, dan tanpa ada gumpalan awan seperti akhir2 ni yang hujan terus. Aku dibelikan Bra dan CD, saat itu cowok ku sudah horny juga, tapi belum berat. Ketika aku ambil Bra ukuran 36B itulah, cowok ku membisikkan sesuatu padaku. “Yang, g dicoba dulu Bra-nya, cocok ato ndak …?”. Dan, aku lantas menuju ke ruang ganti pakaian. Setelah aku masuk ruang ganti pakaian, dan beberapa detik kemudian, cowok ku masuk, karena memang aku tidak kunci, dan aku dalam keadaan telanjang dada. Dengan pelan2, dia memegang susu ku sambil berkata pelan ‘I Love U’. Karena kaget, aku sedikit marah sama dia, “Apa-apaan sich …?”. Kemudian, cowok ku tambah meremas2 kedua susuku yang lumayan gedhe. Beberapa detik berikutnya, secara tidak langsung aku terangsang juga, maka aku sodorkan pentil ku kedepan mulutnya, sambil mengucap “Sorry sayang, ini emut aja pentilku, udah mancung nich.”
Begitu dia mendengar kata2ku, mulutnya langsung menjepit, memelintir, sampai menggigit pentil susu ku bergantian. Rasanya aku geli bercampur sakit, tapi aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Lantas, Bra yang tadi aku pegang, jatuh dari genggaman tanganku, dan perlahan2 aku didesak ke sudut kamar ganti, dan Aaaahhh … pentil ku semakin mancung, dan keras. Aku sampai merem melek melihat aksi cowok yang aku cintai ‘mengerjai’ tubuh indahku, di kamar ganti lagi … Perlahan2 aku mendesah, Aaahhh … Ooohhh … agar tidak didengar orang diluar. Setelah beberapa menit petting, kedua pentil susu ku sudah basah kena air liur cowok ku. Dia lantas membersihkan sisa2 jilatan dan emutannya dengan jari2 tangannya, sambil mencubit kedua pentil ku yang masih tegang itu. Tak lama kemudian, tangannya sudah menjamah bagian bawah tubuhku. Tangan kanannya mencoba meraba2 memek ku. Dan, aku kemudian menepisnya, sambil berkata, “Ntar aja ya sayang, kalau itu aku belum siap”. Karena memang aku masih takut kalau ML, jadi cowok ku ngerti dan mengurungkan niatnya untuk ‘Plug and Play’.
Setelah semua selesai, cowok ku kasih aku uang untuk bayar Bra dan CD yang tadi aku beli. Kemudian, kami berdua keluar, dan makan bersama di sebuah Cafe. Ketika di cafe itu, sambil menunggu makanan datang, cowok ku ternyata masih ‘kangen’ sama asesori ku. Dia mencoba memegang susu kanan ku, sambil dielus-elus, dan kemudian dilepaskan rabaan tangan-nya. Selesai makan, aku diantarkan pulang ke rumah, dan kemudian dia janji akan ‘apel’ ke kos-kosan ku pada malamnya.
Malam harinya, kalau nggak salah, jam 9-an. Dia datang ke kos-kosan ku, dan mengajak aku ke sebuah tempat. Dengan diam2, aku kunci pintu kamar, dan tanpa pamit, aku keluar berdua, karena katanya ada yang spesial dari cowok ku. Dengan menggunakan mobil, dia mengajak aku ke sebuah Hotel di kawasan bandung selatan. Dan, aku tahu hotel itu (Maaf, nama tidak aku sebutkan). Sesampainya di hotel tersebut, cowok ku pesan kamar dan dapat kamar di lantai 4. To the point aja yach …
Setibanya di dalam kamar, aku bertanya, “Kenapa kamu bawa aku ke hotel, ngamar lagi …?”. Sambil mengecup bibirku, dia mengatakan ‘Met Ultah sayang … Sebagai hadiah-nya, malam ini kita ngelakuinnya.” Karena aku sudah terbuai dengan cinta, maka aku relakan keperawananku padanya. Perlahan-lahan, dia melepas seluruh pakaianku, Bra dan CD yang tadi siang aku beli. Dan, secara naluri cewek, aku pun mencoba melepas seluruh pakaian cowok ku, termasuk CD-nya. Dan, akhirnya … Woooww … Titit cowok ku udah panjang, dan tegang. Karena aku sudah belajar masalah bercinta, maka tanpa ragu aku melakukan Foreplay dengannya. Sambil berdiri, aku pegang2 dulu tititnya yang sudah tegang itu, dan aku kocok2. Tak lama kemudian, aku coba emut2 tititnya. Dan … Oouuhhh … beginikan rasanya emut ‘Lolypop’ cowok …? Karena cowok ku adalah tipe orang yang suka kebersihan, jadi sekitar kemaluannya, hampir tak ada rambut-nya. Aku gerakkan lebih masuk, dan kepala tititnya mengenai langit2 mulutku, dan aku semakin tidak bisa mengendalikan diri.
Puas mengemut, dia merebahkan aku diatas ranjang yang empuk, dengan sprei warna biru muda. Sebelum bercinta, cowok ku mengambil sebuah gelas diatas sebuah meja di dekat TV, tapi aku tidak tahu maksud dia apa. Apa untuk minum ketika jeda ML, tapi gelas itu kosong, tidak ada air-nya. Dengan nafsu birahi membara, kami berdua ber-Ah-Uh-Oh ria, dan aku menjerit2 kesakitan. Semakin menjerit, dia semakin ganas. Tititnya yang sudah membesar itu diayunkan masuk ke dalam memekku yang lumayan sempit, karena aku masih ‘Virgin’. Sambil menahan sakit, aku merasa geli, karena kedua susu ku diremas2 oleh kedua tangannya, sambil sesekali membelai rambut panjang ku. Ooohh Tuhan … nikmat sekali dunia ini, kataku dalam hati. Ssshhh … Aaahhh … aku mengerang dan mendesah kenikmatan, sambil menikmati genjotannya. Sekitar 15 menit kami bermain cinta, aku merasakan ada yang akan keluar dari dalam vaginaku. Cepat-cepat aku bilang pada cowok ku, dan dia tidak melepas tititnya dari lubang memek ku. Semakin cepat, akhirnya air mani kami berdua bersatu di dalam vagina ku. Begitu puas, dia lepas titinya dan sudah berlumuran air maniku yang berwarna kekuningan.
Ya Tuhan … setelah titinya dilepas dari memekku, dia menyodorkan ke depan mulutku. Dia bilang aku harus mengemutnya sekali lagi. Meskipun belepotan air mani ku, apa boleh buat, sebagai cewek, aku harus memuaskan cowok ku. Setelah beberapa menit aku emut2, dilepasnya titit cowok ku, dan dia arahkan ke sebuah gelas tadi. Kemudian, creett … creeettt … air mani cowok ku ternyata masih ada, dan terlihat banyak, membasahi gelas dan dindingnya. Setelah selesai memeras air maninya, gelas itu diberi padaku sebagai hadiah ulang tahun ku yang ke 20. Kata orang luar negeri, usia 20 adalah usia emas, usia sweet twenty, bukan 17. Dia menyuruhku menelan semua air maninya. Aku merasa jijay, tapi apa boleh buat. Perlahan-lahan aku dekatkan mulutku ke dalam dinding gelas yang dilumuri cairan surga cowok ku sendiri. Meskipun terasa asin, dan enek, tapi aku coba habiskan ‘Jus air mani’ tersebut. Dan, kemudian bersih sudah gelas itu, meskipun masih ada beberapa tetes air mani cowok ku. Setelah itu, kami pun tidur berdua dengan telanjang, namun tertutup selimut yang hangat, dan tak lupa mengecup keningku, bibirku, kedua pentilku, sampai memekku, sambil mengucapkan, “selamat malam sayang
Begitu dia mendengar kata2ku, mulutnya langsung menjepit, memelintir, sampai menggigit pentil susu ku bergantian. Rasanya aku geli bercampur sakit, tapi aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Lantas, Bra yang tadi aku pegang, jatuh dari genggaman tanganku, dan perlahan2 aku didesak ke sudut kamar ganti, dan Aaaahhh … pentil ku semakin mancung, dan keras. Aku sampai merem melek melihat aksi cowok yang aku cintai ‘mengerjai’ tubuh indahku, di kamar ganti lagi … Perlahan2 aku mendesah, Aaahhh … Ooohhh … agar tidak didengar orang diluar. Setelah beberapa menit petting, kedua pentil susu ku sudah basah kena air liur cowok ku. Dia lantas membersihkan sisa2 jilatan dan emutannya dengan jari2 tangannya, sambil mencubit kedua pentil ku yang masih tegang itu. Tak lama kemudian, tangannya sudah menjamah bagian bawah tubuhku. Tangan kanannya mencoba meraba2 memek ku. Dan, aku kemudian menepisnya, sambil berkata, “Ntar aja ya sayang, kalau itu aku belum siap”. Karena memang aku masih takut kalau ML, jadi cowok ku ngerti dan mengurungkan niatnya untuk ‘Plug and Play’.
Setelah semua selesai, cowok ku kasih aku uang untuk bayar Bra dan CD yang tadi aku beli. Kemudian, kami berdua keluar, dan makan bersama di sebuah Cafe. Ketika di cafe itu, sambil menunggu makanan datang, cowok ku ternyata masih ‘kangen’ sama asesori ku. Dia mencoba memegang susu kanan ku, sambil dielus-elus, dan kemudian dilepaskan rabaan tangan-nya. Selesai makan, aku diantarkan pulang ke rumah, dan kemudian dia janji akan ‘apel’ ke kos-kosan ku pada malamnya.
Malam harinya, kalau nggak salah, jam 9-an. Dia datang ke kos-kosan ku, dan mengajak aku ke sebuah tempat. Dengan diam2, aku kunci pintu kamar, dan tanpa pamit, aku keluar berdua, karena katanya ada yang spesial dari cowok ku. Dengan menggunakan mobil, dia mengajak aku ke sebuah Hotel di kawasan bandung selatan. Dan, aku tahu hotel itu (Maaf, nama tidak aku sebutkan). Sesampainya di hotel tersebut, cowok ku pesan kamar dan dapat kamar di lantai 4. To the point aja yach …
Setibanya di dalam kamar, aku bertanya, “Kenapa kamu bawa aku ke hotel, ngamar lagi …?”. Sambil mengecup bibirku, dia mengatakan ‘Met Ultah sayang … Sebagai hadiah-nya, malam ini kita ngelakuinnya.” Karena aku sudah terbuai dengan cinta, maka aku relakan keperawananku padanya. Perlahan-lahan, dia melepas seluruh pakaianku, Bra dan CD yang tadi siang aku beli. Dan, secara naluri cewek, aku pun mencoba melepas seluruh pakaian cowok ku, termasuk CD-nya. Dan, akhirnya … Woooww … Titit cowok ku udah panjang, dan tegang. Karena aku sudah belajar masalah bercinta, maka tanpa ragu aku melakukan Foreplay dengannya. Sambil berdiri, aku pegang2 dulu tititnya yang sudah tegang itu, dan aku kocok2. Tak lama kemudian, aku coba emut2 tititnya. Dan … Oouuhhh … beginikan rasanya emut ‘Lolypop’ cowok …? Karena cowok ku adalah tipe orang yang suka kebersihan, jadi sekitar kemaluannya, hampir tak ada rambut-nya. Aku gerakkan lebih masuk, dan kepala tititnya mengenai langit2 mulutku, dan aku semakin tidak bisa mengendalikan diri.
Puas mengemut, dia merebahkan aku diatas ranjang yang empuk, dengan sprei warna biru muda. Sebelum bercinta, cowok ku mengambil sebuah gelas diatas sebuah meja di dekat TV, tapi aku tidak tahu maksud dia apa. Apa untuk minum ketika jeda ML, tapi gelas itu kosong, tidak ada air-nya. Dengan nafsu birahi membara, kami berdua ber-Ah-Uh-Oh ria, dan aku menjerit2 kesakitan. Semakin menjerit, dia semakin ganas. Tititnya yang sudah membesar itu diayunkan masuk ke dalam memekku yang lumayan sempit, karena aku masih ‘Virgin’. Sambil menahan sakit, aku merasa geli, karena kedua susu ku diremas2 oleh kedua tangannya, sambil sesekali membelai rambut panjang ku. Ooohh Tuhan … nikmat sekali dunia ini, kataku dalam hati. Ssshhh … Aaahhh … aku mengerang dan mendesah kenikmatan, sambil menikmati genjotannya. Sekitar 15 menit kami bermain cinta, aku merasakan ada yang akan keluar dari dalam vaginaku. Cepat-cepat aku bilang pada cowok ku, dan dia tidak melepas tititnya dari lubang memek ku. Semakin cepat, akhirnya air mani kami berdua bersatu di dalam vagina ku. Begitu puas, dia lepas titinya dan sudah berlumuran air maniku yang berwarna kekuningan.
Ya Tuhan … setelah titinya dilepas dari memekku, dia menyodorkan ke depan mulutku. Dia bilang aku harus mengemutnya sekali lagi. Meskipun belepotan air mani ku, apa boleh buat, sebagai cewek, aku harus memuaskan cowok ku. Setelah beberapa menit aku emut2, dilepasnya titit cowok ku, dan dia arahkan ke sebuah gelas tadi. Kemudian, creett … creeettt … air mani cowok ku ternyata masih ada, dan terlihat banyak, membasahi gelas dan dindingnya. Setelah selesai memeras air maninya, gelas itu diberi padaku sebagai hadiah ulang tahun ku yang ke 20. Kata orang luar negeri, usia 20 adalah usia emas, usia sweet twenty, bukan 17. Dia menyuruhku menelan semua air maninya. Aku merasa jijay, tapi apa boleh buat. Perlahan-lahan aku dekatkan mulutku ke dalam dinding gelas yang dilumuri cairan surga cowok ku sendiri. Meskipun terasa asin, dan enek, tapi aku coba habiskan ‘Jus air mani’ tersebut. Dan, kemudian bersih sudah gelas itu, meskipun masih ada beberapa tetes air mani cowok ku. Setelah itu, kami pun tidur berdua dengan telanjang, namun tertutup selimut yang hangat, dan tak lupa mengecup keningku, bibirku, kedua pentilku, sampai memekku, sambil mengucapkan, “selamat malam sayang
Jangan lupa di like gan....
0 komentar:
Posting Komentar